Benarkah Diri Kita Bisa Terpengaruh Oleh Lingkungan?

“Mas, kenapa ada orang-orang yang bergaulnya sama orang-orang yang ‘nggak bener’, tapi dia nggak terpengaruh oleh mereka?”, tanya salah seorang kawan saya.

Hmm… Ini pertanyaan sangat yang menarik. Saat itu saya menjelaskannya begini…

Memang betul semua hal yang ada di sekitar kita akan menjadi sumber-sumber informasi bagi pikiran bawah sadar kita. Bahkan informasi-informasi tersebut bisa terekam di dalam DNA kita, berdasarkan beberapa penelitian yang dibahas Gregg Braden di seminar-seminar maupun buku-bukunya. Tapi, ternyata di dalam bahasan lainnya, Gregg Braden juga berkata bahwa semua informasi yang masuk dan terekam di dalam DNA kita, yang bisa membuat kita terpengaruh oleh lingkungan, itu bergantung juga pada persepsi kita. Artinya, selama persepsi kita tentang orang-orang di lingkungan kita baik-baik saja, maka diri kita juga akan baik-baik saja.

Mau contohnya?

Oke, saya beri contoh Nabi Muhammad misalnya. Sejarah membuktikan bahwa di masa beliau hidup, lingkungannya adalah lingkungan yang orang-orangnya benar-benar “rusak”. Tapi ternyata sama sekali tidak ada pengaruh keburukan apapun terhadap beliau. Ini tentu di luar konteks bahwa beliau memang orang yang benar-benar dipilih oleh Tuhan ya.

Apa rahasia beliau?

Kalau Anda mau mengamati, beliau itu berulang-ulang kali mempersepsikan orang-orang yang “nggak bener” di sekitarnya itu bukan sebagai orang yang “nggak bener”, tetapi sebagai orang yang belum tahu. Maka, nggak heran dong kalau beliau bisa terhindar dari pengaruh sama keburukan zaman pada waktu itu.

Banyak juga contohnya lho… orang-orang tercerahkan yang bergaulnya dengan orang-orang yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang “nggak bener”, dalam rangka menyebarkan pesan-pesan ketuhanan pada mereka. Malah melalui mereka, orang-orang yang tadinya “nggak bener” jadi ikut tercerahkan.

Sebaliknya, bisa jadi lho, Anda berada di lingkungan yang baik, tapi karena persepsi Anda kurang baik, maka yang masuk dan terekam di dalam diri Anda adalah hal-hal yang kurang baik.

Misalnya saja, orang-orang di sekitar Anda adalah orang-orang yang cerdas, sukses, kaya, dll. Tapi Anda menganggap mereka itu sombong, curang, dan sebagainya, maka yang terekam di dalam diri Anda adalah informasi tidak memberdayakan itu. Sehingga nanti kalau diri Anda suatu saat ada di dalam posisi mereka, maka Anda bisa jadi seperti apa yang Anda persepsikan. Mereka mungkin aslinya bukan seperti itu, tapi Anda akan sangat mungkin berubah menjadi seperti itu, karena apa yang Anda persepsikan tadi.

Saya pribadi banyak bergaul dan belajar dengan orang-orang yang suka merokok dan minum kopi. Setelah sekian lama ngumpul bersama mereka, saya jadi suka ngopi, tapi sampai sekarang ini saya nggak ketularan merokok. Karena saya punya persepsi tersendiri yang mencegah saya untuk merokok. Jadi, kalau kita memandang lingkungan dengan sadar, sebenarnya kita bisa memilih di bagian mana kita mau terpengaruh.

Mulai paham kan?

So, sekali lagi, salah satu faktor terbesar penentu apakah Anda akan terpengaruh lingkungan atau tidak adalah bagaimana Anda menata persepsi Anda. Sehingga kabar baiknya, kalau Anda saat ini sedang berada di lingkungan yang kurang baik dan sulit untuk keluar dari sana, Anda masih berpeluang besar tidak akan terpengaruh mereka selagi Anda mampu mengatur persepsi Anda.

Tapi, soal mengatur persepsi ini sungguh nggak gampang. Sehingga kalau saya pribadi, yang masih kurang ahli mengatur persepsi, lebih merasa aman bergaul dengan orang-orang yang baik. Karena bagaimanapun secara umum, orang awam seperti saya akan lebih mudah belajar menjadi baik ketika dikelilingi orang-orang baik.

Nah, kalau Anda bagaimana?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 Rosyiid Gede Prabowo