Saya dulu pernah iseng “bermain-main” dan mengeksplorasi pikiran bawah sadar saya, waktu masih mengajarkan teknik Quantum Connectedness Experience. Di mana teknik ini saya gunakan untuk terhubung dengan pikiran bawah sadar orang lain.
Saat itu, pada intinya, kesimpulan hasil “main-main” saya ini adalah pikiran bawah sadar bisa diajak kerjasama untuk memberikan konfirmasi dengan cara menciptakan sinyal tertentu yang unik (masing-masing orang berbeda).
“Kalau sudah nyambung, kasih sinyal ya…”, kata saya saat itu. Kemudian saya tunggu konfirmasi dari dalam diri saya. Beberapa saat kemudian, setelah dapat sinyalnya, tiba-tiba saja saya jadi yakin untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu memberikan masukan informasi tertentu kepada target.
Cerita kelanjutannya saya skip ya…
Di lain waktu, saya pernah dalam kondisi kepepet sekali harus menyelesaikan suatu tanggungan, harus bayar kuliah dan bermacam-macam keperluan yang bagi kapasitas saya saat itu, nilainya lumayan besar. Tapi karena saya bersikeras nggak mau merepotkan dan meminta bantuan orang tua atau orang lain dengan meminjam atau semacamnya, maka saya coba gunakan teknik dan kalimat yang semacam tadi untuk berdoa (yang sebenarnya agak kurang ajar, karena setengah menagih Tuhan).
Biasa lah, kalau sudah dalam kondisi kepepet, yang diandalkan adalah jalur spiritual. Padahal mestinya dalam kondisi apapun ya tetap ke situ jalurnya hahaha.
Setelah melakukan “pemanasan” dan tentu memperhatikan adab-adab dalam berdoa seperti yang sudah saya tuliskan di artikel saya yang berjudul Mempersuasi Tuhan Dalam Berdoa, saya coba berdoa, “Ya Allah, kapan kira-kira tanggungan ini bisa selesai, mohon kasih jawaban lewat diri saya ya?”
Dalam kondisi saya masuk ke dalam keheningan, di dalam diri saya muncul jawaban, “nanti tanggal 30 selesai”…
Ya, cuma begitu saja, tapi tiba-tiba saja yang tadinya pikiran saya agak ruwet atau dalam istilah Bahasa Jawa adalah kemrungsung, jadi bahagia sekali di dalam, karena ada rasa sudah terjamin yang muncul di sana. Saya jadi tiba-tiba yakin entah bagaimanapun caranya urusan itu akan segera selesai di tanggal 30 itu.
Saya nggak berani bilang bahwa jawaban itu adalah dari Tuhan langsung, nanti dikira saya sok spiritual, padahal masih level sepi-ritual…
Anggap saja itu tadi reaksi dari pikiran bawah sadar saya. Tapi, bahwa segalanya diatur oleh Tuhan, termasuk pikiran bawah sadar, saya sangat setuju.
Apa yang terjadi kemudian?
Singkat cerita tepat pada tanggal 30, persis, benar-benar sesuai jawaban tadi, tanggungan yang ada pada saya bisa selesai dengan baik. Ada saja hal-hal tak terduga yang terjadi sehingga akhirnya tercukupi.
Saya aslinya juga nggak tahu kapan bisa selesai, tapi yang terpenting adalah selama menunggu jeda sampai tanggal tersebut, pikiran saya jadi relatif tenang-tenang saja, sekalipun sedang kepepet.
Nah, di sini saya nggak ingin membahas bagaimana mekanismenya mengapa pertolonganNya bisa benar-benar hadir tepat seperti itu. Tapi kalau ditanya komponen intinya, saya akan menjawab, ada RASA TERDESAK dan ada RASA TERJAMIN.
Soal fenomena apa yang terjadi di dalam diri saya dan respon alam semesta yang bekerja saat itu, saya abaikan saja karena bisa terlalu panjang bahasannya.
Yang ingin saya bahas adalah, di antara dua komponen yang saling “berkonspirasi” untuk memanifestasi sesuatu (menurut pandangan ilmu pengetahuan “di lingkup bumi”) tadi, yang jarang dimiliki oleh seseorang yang mengalami kesusahan terus-menerus tanpa ketemu penyelesaiannya adalah RASA TERJAMIN.
Kalau RASA TERDESAK sih, sudah nggak perlu dilatih, otomatis semua punya insting itu untuk keperluan bertahan hidup. Tapi RASA TERJAMIN ini yang memang perlu dipelajari dan sekaligus dialami oleh siapapun yang sedang kesusahan, karena rasa seperti ini (juga rasa-rasa yang lain) bukan hanya ada pada level pengetahuan.
Dan saya tidak bisa mengelak bahwa dalam hidup saya sendiri, hasil mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan “di lingkup langit” sangat berperan besar dalam memudahkan akses ke dalam RASA TERJAMIN ini.
Ada salah satu wejangan guru saya yang cukup nempel dalam ingatan saya, kurang lebih kata beliau begini…
“Kalau kamu punya kuota seluler yang sebenarnya masih berupa janji sekian GB saja, kamu yakin bisa tetap online, kenapa dengan janji dari-Nya berupa terjaminnya kehidupan kamu nggak yakin?”
Nah kalau untuk Anda bagaimana, saya tidak tahu…
Mungkin sama, mungkin juga berbeda.
Tapi perhatikan baik-baik bagi siapapun yang sedang dalam kesusahan…
Saya punya kabar gembira buat Anda…
Kalau Anda membaca baik-baik sejak awal tadi, Anda akan menemukan bahwa sebenarnya Anda sudah punya satu komponen untuk semakin lebih dekat dengan terjadinya “konspirasi” menghadirkan penyelesaian dan pertolonganNya atas kesusahan Anda, yaitu berupa RASA TERDESAK.
Itu artinya tinggal setengah jalan lagi bagi Anda untuk bisa sampai ke sana.
Itu artinya juga, sekarang PR-nya hanya tinggal satu lagi, yaitu belajar seni mengolah bagaimana agar RASA TERJAMIN bisa hadir di dalam dada Anda.
Segera cari guru Anda, yang tepat untuk mengajari Anda hal yang satu ini…
Selamat mempelajari, dan saya berdoa, semoga Anda diberi kelancaran mempelajarinya
Sepertinya Rasa Terjamin ini erat kaitannya dengan Abundance Mindset ya mas.