Semua Benda, Hidup Maupun Mati, Merespon Getaran Anda

Semua Benda, Hidup Maupun Mati, Merespon Getaran Anda

 

Percaya atau tidak, semua benda di alam semesta ini merespon getaran Anda dengan caranya masing-masing.

Ya, karena kalau diteliti lebih dalam, ternyata wujud semua benda di tingkat yang paling kecil adalah sama, yaitu berwujud energi yang bergetar.

Bahkan dikatakan bahwa Anda tidak bisa membedakan antara ‘tahu’ dengan ‘tahi’ di tingkat tersebut, kecuali hanya beda frekuensi saja πŸ˜€

Di tingkat yang terkecil itu jugalah, benda-benda tadi dapat merespon Anda sekaligus Anda dapat mempengaruhinya dengan pengamatan, niatan, hingga terpancar getaran pikiran dan perasaan Anda.

Sebagai contoh, saya punya seorang kawan yang ayahnya adalah seorang petani. Ketika tiba di masa-masa banyak hama wereng di desanya, ayah kawan saya ini punya cara unik untuk mengatasinya. Kalau petani-petani lain membasminya dengan pestisida dan segala macamnya, beliau tidak seperti itu.

Beliau membuat satu petak kecil di sawahnya, lalu beliau dengan kesadaran tertentu berkata seperti ini, “Hai wereng, kita kan sama-sama makhluk Allah yang nyari kehidupan di bumiNya, kita sama-sama butuh makan… Kalau kamu mau makan, silahkan tapi mbok ya jangan semuanya, karena manusia kan butuh makan juga… Kalau mau makan, silahkan habiskan yang di sini aja (petak kecil bagian dari sawah yang diniatkan khusus untuk dimakan wereng)”.

Apa yang terjadi?

Di saat sawah-sawah tetangga diserang hama wereng, sawah beliau nggak di serang sama sekali. Hama wereng tadi hanya memakan padi yang berada dalam petak yang diniatkan khusus tadi sampai habis. Seolah-olah memahami apa yang dikatakan oleh ayah teman saya tadi untuk tidak menyentuh bagian milik ayah teman saya.

Ajaib! πŸ˜€

Sementara itu di belahan bumi lain, tepatnya di kepulauan Solomon. Masyarakatnya punya tradisi unik ketika akan membuka lahan yang di sana masih banyak pohonnya. Mereka bukannya menebang dan membakar pohon-pohon di sana tetapi justru mengucapkan kata-kata kasar, mencaci, dan memaki pohon-pohon tersebut terus menerus. Hingga beberapa waktu kemudian pohon-pohon tersebut mati dengan sendirinya.

Dalam beberapa riwayat, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasaalam pun sering menamai benda-benda yang sehari-hari membersamai beliau dengan nama-nama yang baik.

Saya jadi belajar bahwa anjuran-anjuran untuk berkata-kata, berpikir, dan melabeli sesuatu dengan yang baik (mengedepankan husnudzon) itu bukan hal yang main-main.

Kita perlu juga mewaspadai pikiran-pikiran ataupun penilaian buruk kita terhadap orang lain. Karena di sana berlaku hukum yang sama.

Jangan-jangan perilaku orang di sekitar yang tidak menyenangkan, sebabnya adalah karena mereka merespon getaran pikiran dan rasa kita? Hingga akhirnya mereka berlaku seperti apa yang kita bentuk dalam pikiran kita.

Maka dari itu, mencari apa penyebab di balik tindakan tidak baik seseorang sangat ditekankan karena lebih memberdayakan. Ini ajaran yang banyak saya temukan di dalam ilmu-ilmu pengembangan diri dan spiritual.

Semakin banyak belajar, tujuannya adalah kita jadi lebih bisa memaklumi dan lebih tinggi lagi kalau kita jadi tergerak untuk mendoakan mereka yang melakukan ketidakbaikan dengan doa yang baik.

Sayangnya, banyak dari kita yang belum terlalu aware akan hal ini.

Dan lebih sayangnya lagi, yang paling akan terkena dampaknya adalah seseorang yang PALING DEKAT DENGAN KITA, yaitu DIRI KITA SENDIRI.

Jadi, bagi saya salah satu cara mencintai dan mensyukuri pemberianNya yang terbaik yang bernama DIRI INI adalah dengan melatih pikiran, perasaan, serta persepsi kita untuk lebih berhati-hati. πŸ™‚

4 Comments

  1. Alhamdulillah….
    Sudah ada lagi tulisannya, maaf mas sekedar kritik….kalau bisa agak “bersih” tulisannya…πŸ™πŸ™πŸ™πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘πŸΌπŸ‘πŸΌπŸ‘πŸΌ,…dan sudah cukup baik…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 Rosyiid Gede Prabowo